Jakarta - Nama Al Habsy Misaya, dikenal sebagai salah satu pentolan kelompok Abu Sayyaf. Misaya ini yang berada di belakang aksi-aksi penculikan dan penyanderaan pada warga asing.
Informasi yang diperoleh detikcom, Selasa (19/4/2016) Misaya ini yang menjadi otak di balik penyanderaan 14 WNI. Ada 10 WNI yang disandera lebih dahulu pada akhir Maret lalu, dan 4 WNI yang disandera sejak pekan lalu.
14 WNI ini dipecah dalam dua kelompok oleh Misaya, 1O WNI berada di Barangay Bulangsi di Kepulauan Sulu, dan 4 WNI yang terakhir disandera berada di Kepulauan Tawi-tawi di Panglima Sugala.
Diyakini Misaya yang mengendalikan penyanderaan termasuk meminta tebusan. Faksi Abu Sayyaf pimpinan Misaya ini juga tak segan membunuh sanderanya bila tebusan tak dibayar.
Kelompok Misaya ini disebut juga sebagai penguasa gunung. Mereka beroperasi di perbukitan dan pegunungan di Mindanao Selatan. Memang menjadi pertanyaan saat ini, mengapa kelompok ini menyerang jalur lalu lintas laut Indonesia dan Filipina yang selama ini realtif aman.
Banyak spekulasi dan dugaan muncul. Diduga amunisi dan logistik yang semakin menipis membuat mereka beroperasi di laut dan menyandera siapapun yang bisa diambil. Uang tebusan akan mereka gunakan untuk menjamin kelangsungan kelompok ini.
(adf/dra)
Informasi yang diperoleh detikcom, Selasa (19/4/2016) Misaya ini yang menjadi otak di balik penyanderaan 14 WNI. Ada 10 WNI yang disandera lebih dahulu pada akhir Maret lalu, dan 4 WNI yang disandera sejak pekan lalu.
14 WNI ini dipecah dalam dua kelompok oleh Misaya, 1O WNI berada di Barangay Bulangsi di Kepulauan Sulu, dan 4 WNI yang terakhir disandera berada di Kepulauan Tawi-tawi di Panglima Sugala.
Diyakini Misaya yang mengendalikan penyanderaan termasuk meminta tebusan. Faksi Abu Sayyaf pimpinan Misaya ini juga tak segan membunuh sanderanya bila tebusan tak dibayar.
Kelompok Misaya ini disebut juga sebagai penguasa gunung. Mereka beroperasi di perbukitan dan pegunungan di Mindanao Selatan. Memang menjadi pertanyaan saat ini, mengapa kelompok ini menyerang jalur lalu lintas laut Indonesia dan Filipina yang selama ini realtif aman.
Banyak spekulasi dan dugaan muncul. Diduga amunisi dan logistik yang semakin menipis membuat mereka beroperasi di laut dan menyandera siapapun yang bisa diambil. Uang tebusan akan mereka gunakan untuk menjamin kelangsungan kelompok ini.
(adf/dra)
Add your comment Hide comment