Sumber: telegraph.co.uk |
Di tahun keduanya bersama McLaren, Kimi semakin menjadi pembalap yang menunjukkan dirinya bahwa dia memang layak untuk disebut sebagai pembalap sejati. Dia berhasil menjadi Runner Up di bawah Michael Schumacher. Selisih nilai yang didapati Kimi dan Schumacher pun hanya 2 poin yang menjadikan dia sebagai salah satu pembalap yang diminati oleh Ferrari di tengah gaung Schumacher yang akan pensiun.
Di tahun prestasinya menurun drastis, sementara Scuderia Ferrari semakin banyak menjuarai GP dan mengantar Schumacher untuk menjadi juara ketujuh kalinya. Namun, di tahun berikutnya The Ice Man kembali ke posisi yang diharapkan, yakni mampu memberikan persaingan yang ketat dengan Schumacher. Ini pula yang membuat Jean Todt, bos Ferrari, semakin ingin meminang Kimi sebagai pembalapnya. Namun, sayang, Todt masih menghargai Schumacher untuk menjadi pembalapnya dan menghormatinya sehingga keinginan itu ditundanya hingga Schumacher memutuskan untuk pensiun di tahun 2006.
Tahun 2007 menjadi kesempatan emas yang ditorehkan oleh Todt dan Kimi setelah Schumacher memutuskan untuk pensiun. Ini pula yang dinantikan oleh Kimi selama ini: menjadi juara dunia bersama Ferrari. Keinginan itu pun terwujud penuh dengan keberhasilan di tahun pertamanya bersama Ferrari. Dia menunjukkan performa yang luar biasa. Namun, hal itu tidak berlangsung lama karena di tahun berikutnya dia hanya berhasil berada di posisi ketiga dan tahun berikutnya dia pun keluar dari dunia Formula One.
Add your comment Hide comment