-->
Jakarta - Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) siap maju sebagai cagub DKI Jakarta independen di Pilgub DKI Jakarta 2017. Ia punya cara tersendiri untuk memenangkan hati warga Ibu Kota.

Ahok memutuskan maju lewat jalur independen. Ia meminang Heru Budi Hartono sebagai cawagub pendampingnya. Untuk memuluskan jalan Ahok, Relawan Teman Ahok sudah mengumpulkan 532 ribu KTP, jumlah minimal untuk mendaftar Pilgub DKI 2017 lewat jalur independen.

"Yang terjadi saat ini sebenarnya kami mau memenangkan warga rakyat yang masih percaya pada demokrasi untuk kehidupan lebih baik tapi sedikit kurang percaya pada orang-orang yang ada di parpol," kata Ahok.

Ahok mengaku 'nothing to lose' menghadapi pertarungan untuk memperebutkan kursi DKI 1. Ia menyerahkan sepenuhnya kepada warga Jakarta untuk memilih gubernur terbaik.

Ahok tidak akan mendeklarasikan diri untuk meraih dukungan warga. Ia juga tidak menggandeng konsultan politik untuk mendongkrak elektabilitasnya. Ahok menegaskan modalnya hanya  satu, yakni kerja keras.

Ahok merasa tidak perlu mendeklarasikan diri sebagai cagub independen. Bagi dia, secara tidak langsung namanya sudah didengungkan lewat isu-isu yang menyerangnya.

"Enggak usah deklarasi. Tiap hari orang diserang semua sudah deklarasi kok," kilah Ahok menjawab wartawan di Balai Kota, Jl Medan Merdeka Selatan, Jakarta, Senin (18/4/2016).

Namun, Ahok mengaku tidak resah dengan isu-isu yang menyerangnya itu. Isu-isu yang menyudutkan Ahok antara lain isu kasus Rumah Sakit Sumber Waras hingga reklamasi Teluk Jakarta.

Lagipula, kata Ahok, dia juga menyatakan tidak pernah menuntut orang untuk memilihnya di Pilgub DKI 2017 nanti. "Santai saja. Aku orang 'nothing to lose' kok. Orang mau kampanye juga, aku enggak pernah kampanye memilih orang, 'Pilih saya! Pilih saya! Enggak," ujarnya.

Ahok mempersilakan warga Jakarta untuk memilih calon gubernur yang lebih baik darinya. Namun dia berpesan agar memilih gubernur tidak hanya dilandasi kesamaan agama, suku, dan ras.

Ahok sedang meniti jalur independen menuju Pilgub DKI 2017. Dia mengaku tak memakai konsultan politik untuk menyukseskan diri.

Awalnya, Ahok menjelaskan dengan becanda bahwa dirinya juga memakai konsultan, tapi konsultan yang dia maksud adalah Tuhan Yang Maha Esa. Konsultasi dilakukan lewat doa.

"Aku juga pake konsultan politik, konsultan juga, baca doa," kata Ahok berkelakar di Waduk Pluit, Penjaringan, Jakarta Utara, Kamis (24/3/2016).

Belakangan, muncul kabar terkonfirmasi bahwa Chief Executive Officer (CEO) Cyrus Network Hasan Nasbi mendanai Teman Ahok sebesar Rp 500 juta. Namun Ahok sendiri mengaku tak menggaet Cyrus.

"Aku enggak pernah bayar Cyrus dari dulu," kata Ahok.

Gara-gara tak memakai konsultan politik dari dulu, maka risikonya ditanggung Ahok. Mantan Bupati Belitung Timur ini terkadang berbicara tanpa batasan yang jelas, loncat-loncat, bahkan sering cukup kasar dan vulgar.

"Makanya orang tanya sama saya siapa yang mengajari saya ngomong. Aku sendiri. Makanya aku ngomongnya ngaco (sembarangan) melulu," kata Ahok. Namun justru, menurut Ahok, pernyataan 'ngaco' itu menjadi favorit media massa.

"Kalau diajari ngomong kan mesti santun, baik. Aku kan enggak. Ngomong saja apa adanya. Kalau ada orang yang menjadi konsultanku pasti stres dia ikut aku," kata Ahok.

Ahok mengaku tak memberikan donasi untuk relawan Teman Ahok. Modalnya untuk kembali mencalonkan diri pada Pilkada DKI 2017 adalah kerja keras menyelesaikan tugasnya saat ini.

"Modal saya kerja keras! Saya fokus kerja aja," kata Ahok di Hotel Grand Hyatt, Jl MH Thamrin, Jakarta Pusat, Senin (14/3/2016).

Ahok mengatakan, dirinya selama ini hanya fokus bekerja dengan jujur dan tidak menerima suap. Sebagai gubernur yang tidak menerima 'penghasilan tambahan' dari suap, Ahok mengaku tidak mampu membiayai kebutuhan operasional Teman Ahok.

"Kita nggak mungkin biayain. Banyak orang nyumbang sendiri. Saya juga kerja keras nggak nyolong duit, gimana mau gaji kalian. Nggak bisa," katanya.

Ahok juga mengaku tak pernah memanfaatkan uang operasionalnya sebagai Gubernur DKI Jakarta untuk membantu relawan Teman Ahok. Sebab uang operasional hanya diperuntukkan membiayai keperluannya sebagai gubernur. "Nggak boleh dong pakai uang operasional buat Teman Ahok. Kena dong. Operasional kita diperiksa loh," tegas Ahok.

Ahok mengatakan, seluruh penghasilan pejabat maupun pegawai Pemprov DKI Jakarta harus diterima melalui transfer bank. Termasuk uang operasional, harus diambil melalui bank. "Satu-satunya mungkin kepala daerah yang makai uang operasional pakai transfer bank mungkin cuma saya. Saya mau hindari fitnah. Kan DKI nggak boleh ambil uang," katanya.


You Might Also Like:

Add your comment Hide comment

Hello, how may we help you? Just send us a message now to get assistance.

Facebook Messenger ×